karakteristik pabrikan indo vs luar negeri

Di indonesia sebuah perubahan model sepeda motor jaranglah sangat radikal. masih ingat di kepala saat honda merajai dengan dominan bebek 4 tak dengan astrea grand nya. Dari tahun 1990 hingga 2001, motor ini ga berubah dengan signifikan. paling banter ganti striping ato nambah tail light (lampu sabit) yang belakangan sangat tenar karena dipakai oleh para modifikator tanah air. Atau contoh Honda Tiger dari tahun 1998 hingga sekarang perubahan radikal hampir dibilang tidak terjadi. paling ekstrim di sektor lampu depan yang dikenal dengan lampu picek. Tapi dari sisi citarasa sangat ga berubah. Kawasaki juga sempat dengan ninja 2 taknya. dimulai dengan lampu bulet lalu dipasang kedok. Tapi akhirnya kawasaki menawarkan seri rr dan 250r. Itu baru mantab

[caption id="attachment_1022" align="aligncenter" width="300" caption="2011"][/caption]

[caption id="attachment_1023" align="aligncenter" width="259" caption="1996"][/caption]





Kalau pabrikan luar pasti kenal ducati. ga usah banyak kata. produk mewakili kata-kata. Ducati 795 dan hypermotard 795 menggunakan basis mesin yang sama tapi punya gaya riding dan tipikal motor yang jauh beda. Ada juga seri 1198 yang dibuat superbike, monster dan streetfighter. Artinya 1 mesin bisa digunakan untuk berbagai jenis tipe motor. Bisa untuk sport ataupun turing.







Di indonesia setau saya baru 2 yang melakukan trik ini. Minerva yang pernah melakukan hal ini dengan seri 250 nya. Megelli 250 utk sport dan street fighter. Dan yamaha dengan varian RX-Z (naked bike)dan RZ-R (fairing)





Menurut saya inilah jawaban untuk menekan cost production lineup mesin. Misal Vixion udah punya mesin dan rangka yang sip. Tinggal pasang fairing jadi deh beda genre. Atau rubah buntut dikit jadi deh streetfighter. Memang semua harus ada pertimbangan bisnisnya. Tapi bagaimanapun juga kalau monoton dengan bentuk yang sama toh bakal bosen kan...