Mr. Elson with KT: Denpasar - Medan part 3

Hari ketiga



Perjalanan Cirebon-Jakarta dimulai dengan makan nasi jamblang mang dul lagi, abis enak sih n kapan lg bisa ke Cirebon. Setelah itu gas pooolll lagi, maklum kondisi trek ( kayak sirkuit aja) yang sangat mendukung. Lurus, aspal mulus, dan jalanan sepi. Hajar bleh !!! Rpm di red line terus. Kadang jalan menyempit karena ada perbaikan tapi tetap kencang terus.
Setelah sejam lebih baru deh mulai ketemu antrian. Tapi yang paling parah di daerah Ciasem, macet total berkilo meter n hsmpir sejam baru bisa ditembus itupun lewat jalur off road. Temperatur si KT hampir di red line juga.
Pas ada ketemu Polantas yg macet juga, dari dia baru dikasih tau kalau macetnya hanya karena pasar tumpah. Weleh-weleh.... Otaknya pada kemana, gara-gara pasar sak emprit bikin macet total.



Pada saat bermacet ria, si KT n si Kuning terpisah, sehingga saat lepas dari macet kita nggak tau siapa yang ngejar siapa. Si KT merasa di belakang jd ngejar si Kuning. Begitu pula si Kuning pas macet merasa di belakang akhirnya harus ngejar si KT. Gak ada komunikasi n koordinasi bahasa kerennya. Hampir 40' menit lost contact br akhirnya bisa telpon n janjian ketemu di Cikampek, uedan tenan.
Cikampek-Karawang lancar, hanya jalur lbh padat. Sempat salah jalan, penunjuk arah lepas jadi yang terbaca arah Jakarta sama panah lurus, setelah itu gak ada penunjuk arah lagi. Sekitar 5 menit kemudian ternyata masuk pintu tol. Jangkrikk !!! Terpaksa balik arah lagi, baru ketemu jalan menuju Bekasi. Pas istirahat di Bekasi baru Wanto cerita kalo dia srmpat baca kalo tadi dia liat penunjuk arahnya itu ada tulisan Jakarta via Tol. #%^*+>#%£*+
Masuk Jakarta dari Pulo Gadung karena tujuan pertama adalah Monas, sesuai permintaan pak de Wanto. Jadi langsung ke Monas, foto-foto dulu. Baru habis itu dijemput sama om Leo Performa. Bukannya manja, cuma kuatir salah ngambil jalur di ibukota dan kami bisa jadi santapan segar "the police".

Di om Leo Performa langsung mandi n makan, sambil si KT diperiksa pakai ancaman harus berangkat hari senin. Kalau sabtu si kT hanya dibongkar tapi gak dipasang , waduhh...setelah nego yang alot akhirnya deal hari minggu pagi baru boleh lanjut.
Kami akhirnya diantar om Leo ke Juragan Helm buat sowan, dimana Wanto sempat bingung mau beli apa. Setelah om Leo "menjelaskan" dengan baik, Wanto akhirnya nebus helm, sarung tangan dan balaclava. Kenapa balaclava? Karena Denpasar - Jakarta dia hanya pakai masker buat orang flu, hahahahaeeee.... Dari Juragan Helm langsung makan bebek goreng Slamet di jalan Panjang n langsung pulang n istirahat.

Selesai sudah perjalanan Wanto dan si Kuning Denpasar - Jakarta untuk menemani Pak Elson. Pak Elson dan si KT akan melanjutkan ke etape berikutnya yaitu Jakarta - Medan sendirian.





Catatan akhir :
Dengan riding style yang full speed, total pertamax yg habis adalah rp 440.000,-
Jalur pantura buat pecinta kecepatan adalah tempatnya karena sampai throttle mentok jalan belum habis.
Milih hotel hati-hati jangan sampai dapat hotel tempat cek in.
Sopir pantura terkenal nekad dan tidak mau mengalah. Mereka raja jalanan sejati

3 Komentar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama